Senin, 01 Februari 2016

alat yang dipakai dalam music rock

10 alat musik yang sering digunakan sehari-hari
GITAR
Gitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum. Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun baja. Beberapa gitar modern dibuat dari material polikarbonat. Secara umum, gitar terbagi atas 2 jenis: akustik dan elektrik.
Gitar akustik, dengan bagian badannya yang berlubang (hollow body), telah digunakan selama ribuan tahun. Terdapat tiga jenis utama gitar akustik modern: gitar akustik senar-nilon, gitar akustik senar-baja, dan gitar archtop. Gitar klasik umumnya dimainkan sebagai instrumen solo menggunakan teknik fingerpicking komprehensif.
Gitar elektrik, diperkenalkan pada tahun 1930an, bergantung pada penguat yang secara elektronik mampu memanipulasi bunyi gitar. Pada permulaan penggunaannya, gitar elektrik menggunakan badan berlubang (hollow body), namun kemudian penggunaan badan padat (solid body) dirasa lebih sesuai. Gitar elektrik terkenal luas sebagai instrumen utama pada berbagai genre musik seperti blues, country, reggae, jazz, metal, rock, dan berbagai bentuk musik pop.
PIANO
Piano merupakan alat musik yang bisa dikategorikan bagian dari furniture mewah dan indah,yang bisa dijadikan sebagai pajangan rumah.
Perbedaanya furniture yang satu ini dilengkapi dengan musik modern yang berfungsi untuk memainkan musik sebagai hiburan. Karenannya alat musik ini haru membutuhkan perawatan yang baik dari si pemiliknya.
Piano adalah alat musik yang sangat kompleks dan terdiri dari material-material yang mahal. Ada lebih dari 9.000 bagian pada kunci ditambah dengan bagian kombinasi lainnya. Jika dianalisa material dari piano, maka akan terlihat kayu dengan kualitas tinggi, besi,baja,tembaga,plastik,kuningan,kapas,bahan perekat dan sebagainya. Maka bisa dibayangkan seberapa sulitnya membersihkan bagian-bagian yang tidak mudah dijangkau didalam piano.
BIOLA
Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G. Di antara keluarga biola, yaitu dengan viola, cello dan double bass atau kontra bass, biola memiliki nada yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk ke dalam keluarga viol. Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G.
Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional (lihat di bawah).
Di dalam bahasa Indonesia, orang yang memainkan biola disebut pemain biola (pebiola), atau violinis (bahasa Inggris: Violinist - bedakan dengan violis atau pemain viola). Orang yang membuat atau membetulkan alat musik berdawai disebut luthier.
HARMONIKA
Harmonika adalah sebuah alat musik yang paling mudah dimainkan. Hanya tinggal meniup dan menghisapnya harmonika akan mengeluarkan suara yang cukup bagus. Harmonika berasal dari alat musik tradisional China yang bernama 'Sheng' yang telah digunakan kira-kira 5000 tahun yang lalu sejak kekaisaran Nyu-kwa.
Harmonika modern ditemukan pada tahun 1821 oleh Christian Friedrich Buschmann. Sebuah instrumen musik tiup sederhana yang terdiri dari plat-plat getar dari logam yang disusun secara horozontal dengan desain yang kurang baik dan hanya menyediakan nada tiup kromatis.
Desain awal dari Buschmann akhirnya banyak ditiru dan dimodifikasi menjadi lebih baik. Salah satu contohnya adalah harmonika buatan Richter yang merupakan desain awal dari sebuah harmonika modern. Pada tahun 1826 ia mengembangkan variasi harmonika dengan 10 lubang tetap dan 20 pelat getar dengan pemisahan fungsi pelat yang ditiup dan yang dihisap. Pada akhirnya, nada yang dibuat oleh Richter disebut sebagai nada diatonis dan merupakan nada standard harmonika.
Bisnis instrumen Harmonika dimulai pada tahun 1857 saat pengrajin jam Jerman bernama Matthias Hohner memutuskan untuk menjadi produsen harmonika. Dengan bantuan dari keluarganya, ia dapat memproduksi 650 harmonika tahun itu. Hohner memperkenalkan harmonika ke Amerika Utara pada 1862 sebuah langkah yang membawa pabrikan Hohner menjadi produsen nomor satu utnuk harmonika. Pada 1887 Hohner telah memproduksi lebih dari 1 juta harmonika per tahunnya. Sekarang, Hohner telah memproduksi lebih dari 90 model harmonika yang berbeda jenis, nada, dan model. Yang memungkinkan untuk memainkan berbagai macam gaya musik mulai dari pop, blues, rock, country, ska dan bermacam-macam lainnya.
GITAR BASS ELEKTRIK
Gitar bass elektrik (biasa disebut Bass elektrik atau bass saja) adalah alat musik dawai yang menggunakan listrik untuk memperbesar suaranya. Penampilannya mirip dengan gitar listrik tapi ia memiliki tubuh yang lebih besar, leher yang lebih panjang, dan biasanya memiliki empat senar (dibandingkan dengan gitar yang memiliki enam senar).
Bobot dari bass sendiri idealnya lebih berat daripada gitar listrik biasa, karena senarnya yang lebih tebal (untuk menjaga kerendahan nada/bunyi) sehingga menyebabkan harus memilih kayu yang lebih padat dan keras untuk menyeimbangi tekanan pada neck (leher gitar).
Selain itu ukuran fret (kolom pada gitar) yang lebih besar yang disesuaikan dengan panjang senar (scale).
Ada banyak jenis bass yang dipakai sampai dengan saat ini. Yang paling banyak dipakai berupa contra bass dan cello bass (yang biasa digunakan untuk pertunjukan opera), bass listrik (biasa digunakan untuk semua jenis pertunjukan terutama band) serta bass fretless yang sama dengan bass listrik tapi tidak ada fret (kolom/pembatas pada papan tekan/neck) pada bass tersebut. Prinsip kerja bass fretless mirip dengan contra/cello bass hanya saja berbentuk gitar listrik.
DRUM
Drum adalah kelompok alat music perkusi yang terdiri dari kulit yang direntangkan dan dipukul dengan tangan atau sebuah batang. Selain kulit, drum juga digunakan dari bahan lain, misalnya plastik. Drum terdapat di seluruh dunia dan memiliki banyak jenis, misalnya kendang, timpani, Bodhrán, Ashiko, snare drum, bass drum, tom-tom, beduk, dan lain-lain.
Dalam musik pop, rock, dan jazz, drums biasanya mengacu kepada drum kit atau drum set, yaitu sekelompok drum yang biasanya terdiri dari snare drum, tom-tom, bass drum, cymbal, hi-hat, dan kadang ditambah berbagai alat musik drum listrik. Orang yang memainkan drum set disebut "drummer".
KIBOR
Kibor (bahasa Inggris: keyboard) adalah sebuah alat musik yang dimainkan seperti piano, hanya kibor bisa memainkan beragam suara, seperti trompet, suling, gitar, biola, sampai perkusi-perkusian. Dengan kibor, kita juga bisa bermain layaknya sebuah band. Dengan kibor, kita juga bisa bermain seperti kita bermain organ atau piano dan lebih praktis karena lebih mudah dibawa ke mana-mana.
Kibor terdiri dari style, voice, sequencer, speaker, parameter monitor, potensiometer volume, pitch atau bend, modulation (portamento) dan tombol tombol multi track. Kibor engan teknologi speaker built in dinamakan portable sound, bila ditambah dengan teknologi rekam mini dinamakan portable sound recorder. Bila di dalam operasi kibor harus menggunakan adaptor. Sintesizer (synthesizer) adalah nama lain kibor yang berarti sintesa (dari suara suara instrumen lainnya), kibor berfungsi sebagai orchestrator atau penyelaras suara dan aransemen (multi arranger). Beberapa voice atau suara yang direkam dalam orchestrator ini bisa diperluas (expandable) dalam pengertian teknologi penyuaraan (sound engineering). Expandable berarti bisa ditinggikan bagian suara treble atau bass atau middle tone.
Perbedaan yang pasti dari pada kibor dengan piano adalah bahwa kibor selalu menggunakan listrik, sehingga lebih dimungkinkan apabila suaranya diperbesar dengan pengeras suara. Piano akustik menngunakan material senar dan hammer stick (batang palu) kecil yang dibungkus cushion leather (busa dan kulit) dan mengandalkan resonansi dan gema yang muncul dari dentuman atau getaran besi senar ke arah besi batangan dan kayu ebony dan memancarkan suara ke seluruh penjuru ruangan. Model perkawinan kibor dan piano adalah electric piano (dengan teknologi digital elektronik) dan sintesa suara piano yang memiliki tingkat kemiripan dan kualitas tinggi.
Sustain pedal didisain terlepas dari body part dan kaki. Kebanyakan pemirsa bingung dengan kesamaan papan nada (kibor), kesamaan cara permainannya (tangga nada, tuts -- hitam dan putih, partitur, chord). Tetapi piano akustik tidak menggunakan drum otomatis (drum machine) kecuali dipasang dengan perangkat keras yang terpisah.
SITAR
Sitar (Urdu/Persia: سه‌تار ṣītār, adalah salah satu jenis alat musik yang berasal dari Asia Selatan. Alat musik klasik Hindustan yang menggunakan dawai/senar. Alat musik ini menggunakan dawai simpatetik bersama dengan dawai biasa dan ruang resonansi menggunakan gourd (sejenis buah-buahan yang dikeringkan dan berongga di dalamnya) sehingga menghasilkan suara yang unik. Sitar merupakan alat musik yang sering digunakan dalam seni musik klasik hindustan sejak Zaman Pertengahan.
TROMBON
Trombon adalah alat musik tiup logam. Seperti pada alat musik tiup logam lainnya, suara dihasilkan dengan menggetarkan bibir.
Kata trombon diambil dari bahasa Itali tromba (trompet) dan -one (akhiran yang berarti besar), maka secara bahasa tulis arti trombon adalah "trompet besar".
Pemain trombon disebut trombonis.
TEROMPET BARITON
Terompet bariton (bahasa Inggris: Baritone horn), atau sederhananya disebut sebagai bariton merupakan salah satu anggota dalam keluarga instrumen musik tiup logam.[1] terompet bariton merupakan instrumen dengan pipa udara berbentuk silindris seperti yang terdapat pada trompet dan trombone. terompet bariton umumnya menggunakan resonator (mouthpiece) berukuran besar seperti yang digunakan pada trombone dan euphonium. Instrumen tersebut umumnya menggunakan nada dasar B♭, satu oktaf lebih rendah dari nada
dasar B♭ pada trompet. Di Inggris, baritone sangat umum digunakan pada pertunjukan brass band.
Penamaan antara bariton dan euphonium banyak menimbulkan kerancuan, utamanya karena para pabrikan instrumen musik tiup logam memberikan nama spesifik pada instrumen yang dibuat khusus untuk edisi profesional, sementara nama yang umum digunakan pada instrumen yang ditujukan untuk para pemula sebagai bariton. Meski praktik demikian saat ini sudah tidak lagi digunakan, namun kerancuan tersebut masih timbul hingga saat ini.

vidio


gaya / tampilan penyanyi music rock

Sudah sejak lama musik rock menjadi salah satu genre musik yang telah mempengaruhi mode, trend, dan lifestyle, terutama di kalangan remaja di Indonesia. Seperti yang terjadi di akhir tahun 90-an dimana serbuan band-band yang disebut Hip Metal atau Modern Metal yang dimotori oleh Korn dan Limp Bizkit berjaya. Gaya para rocker ini bisa dibilang cukup menjamur waktu itu, mulai dari tatanan rambut sampai pakaian. Penampilan vokalis sekaligus front man Korn, Jonathan Davis, dengan rambut gimbalnya sempat menjadi trend terutama bagi mereka-mereka yang ngeband. Jangankan yang ngeband, yang tidak nge-band pun ikut-ikutan bergaya serupa. Tidak punya rambut panjang untuk bisa digimbal? kita bisa ikutan gaya Fred Durstnya Limp Bizkit. Rambut crew cut vokalis yang bandnya terkenal dengan single Nookie waktu itu, sering tersembunyi dibalik topi baseball New York Yankees. Dan serta merta, saat itu banyak yang mengenakan topi baseball. Sampai-sampai, buat yang kesulitan mendapatkan topi baseball yang memang harganya lumayan di mall-mall, bisa membeli di emperan pusat pertokoan. Sementara baju yang dikenakan, tampaknya menjadi awal brand-brand clothing luar negeri yang pada mulanya hanya dikuasai oleh nama-nama lama seperti Billabong dan Quicksilver ramai dipakai. Contohnya clothing Tribal yang kebetulan menjadi salah satu clothing favorit para personil Limp Bizkit. Plus, celana gombrang yang dipakai agak merosot lalu sepatu Adidas Stan Smith atau Adidas Superstar telah menjadi identitas remaja yang nge-rock. Lagu Freak On A Leash-nya Korn atau Rollin’ dari Limp Bizkit, bahkan lagu-lagu Rage Against The Machine juga saat itu mulai menyaingi musik dugem untuk diputar keras-keras di dalam mobil yang dipakai buat keliling kota di malam minggu. Gaya rocknya modern metal tampaknya kurang lengkap kalau tidak bermain skateboard. Ya, extreme sport yang juga sering disebut-sebut sebagai extreme sport-nya anak muda ini waktu itu mulai populer. Apalagi merk-merk pakaian yang dipakai oleh para skater hampir sama dengan merk pakaian yang jadi trend saat itu. Musik, pakaian, skateboard. What a rock!



Meskipun waktu itu dengan cepat gaya rock akhir 90-an yang dipengaruhi band-band modern metal banyak diminati oleh kebanyakan remaja, gaya rock mendapat perlawanan sengit dari gaya musik Rn’B dan Hip Hop termasuk gaya British Pop-nya band-band Inggris atau lebih dikenal dengan gaya Indies. Terbalik dari gaya modern metal dengan pakaian serba gombrang ala Jonathan Davis dan kawan-kawan, gaya Indies lebih identik dengan t-shirt bermodel body-fit dan celana yang jauh dari gombrang. Buat yang menganut gaya Indies, mereka membuat rambut mereka mirip dengan para personil band-band Inggris yang terkenal saat itu seperti Oasis atau Suede dan Pulp yang mempopulerkan gaya trap dengan poni lemparnya. Dan kelihatannya gaya ini lebih cocok di pakai sama mereka-mereka yang punya badan langsing -atau malah langsing banget alias kurus. Mungkin keberadaan gaya rock akhir 90-an ini bernasib sama dengan gaya rock tahun 80-an. Malah di tahun 80-an gaya rock lebih jarang dipakai oleh banyak orang. Rambut gondrongnya Bon Jovi, celana jeans ketat dan sepatu boot koboi telah menjadi gaya rock waktu itu. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat gaya panggung band rock dalam negeri kita, Seurieus. Di tahun 80-an kebanyakan orang lebih memilih untuk bergaya disco, genre musik yang juga sedang ngetrend saat itu. Mungkin gaya rock yang dipilih adalah gaya Duran Duran, itupun karena gaya mereka tidak jauh dari gaya disco.



Millenium Style

Pengaruh band-band modern metal yang baru seperti Linkin Park, Slip Knot dan band-band bergenre serupa tidak sehebat pengaruh band-band rock yang muncul di tahun 2000-an sekarang. Blink 182 adalah salah satu band yang diawal tahun 2000 menggebrak kancah musik rock sehingga genre Punk Rock yang selama ini sempat terlupakan bangkit lagi. Bahkan pengaruh munculnya band-band yang mengaku bergenre punk-pop seperti Good Charlotte dan Simple Plan kelihatan lebih berpengaruh ketimbang kemunculan band Punk fenomenal Green Day yang berbarengan dengan wabah musik Grunge dan Alternative di tahun 90-an.

Punk Rock yang punya filosofi anti kemapanan dan idealisme yang tinggi dengan cepat mengambil alih trend. banyak orang bahkan mereka yang tidak menyukai musik rock sekalipun. Dahsyatnya lagi, distro yang selama ini juga jadi salah satu ciri khas dalam komunitas Punk sudah jadi salah satu tempat belanja favorit remaja. Disusul kemunculan Garage Rock yang diusung sama band-band seperti Jet, The Datsuns atau The Strokes, memunculkan trend jeans lusuh dengan rambut gondrong berponi. Ada lagi Emo, salah satu genre musik yang juga berakar dari Punk Rock oleh band-band seperti Finch, Funeral For A Friend dan yang lainnya juga ikut meramaikan trend musik Rock dengan mengembalikan model rambut poni lempar. Sangking ngetrendnya gaya rock ini, sampai-sampai Boy Band Busted juga ikut-ikutan bergaya serupa. 
Kamu yang bergaya tanpa spike, rambut poni lempar atau jeans lusuh jadinya dianggap "nggak trendy". Bertato, pearcing dan memakai belt buckle bakal disebut "Metal Banget". Ada juga kejadian perempuan yang ingin punya pacar yang ”rock n’ roll”. Dan ternyata lelaki rock n’ roll yang dia cari adalah artis bergaya rock yang main di salah satu film remaja. Sebagian lagi bukan cuma bergaya, tapi perilaku mereka juga disesuaikan. Diantaranya ikut-ikutan salah satu anggota band peserta Battle Of Ozzfest berambut kuning yang ngomong sambil terus menegak minuman keras dari botolnya sampai tumpah-tumpah di depan kamera TV nasional. Sisanya, ada yang menganggap bahwa rock itu subversif, haram ngomongin cinta.

Saat ini, trend berpakaian ala rock masih mempengaruhi anak muda di Indoensia. Kesuksesan genre emo atau nu rock rupanya membawa pengaruh yang cukup besar karena kemudian, musik metal juga mulai menginvasi telinga remaja sehingga berpengaruh pada trend fashion anak muda. Rambut poni lempar, make up smokey eyes, skinny jeans, baju hitam bergambar dan bertuliskan Arch Enemy hingga Cradle of Filth sekarang cukup mendominasi, padahal sebelumnya genre death metal tidak digandrungi oleh anak muda.



Rock Means Anything

Sebenarnya bila kita benar-benar mengamati para pelaku musik rock, kita tidak akan menemukan atribut yang pantas untuk dilabeli atau identik dengan musik rock itu sendiri. Sebagian besar dari musisinya tampaknya justru lebih memilih untuk berpakaian sesuka mereka atau lebih pantas disebut sebagai pakian yang memang ingin dan nyaman untuk mereka kenakan. 

Refused memilih penampilan seperti band-band pop Inggris. Padahal band Punk/Hardcore asal Swedia ini punya musik yang cukup garang dengan lirik-lirik subversif seperti menentang atau memprotes kebijakan negaranya atau negara-negara barat lain. Tapi mereka tidak tampil dengan spike atau buckle. Coba lihat cowok berpenampilan kutu buku disebelah. Dia tidak pernah memakai pakaian yang mereknya identik dengan musik rock bahkan dia nggak pernah main skateboard. Tapi ternyata dia suka banget ngedengerin Meads Of Asphodel. Coba tanya sama teman kamu yang kamu anggap gayanya rock banget. Dia suka, atau minimal tahu apa itu Meads Of Asphodel atau tidak ?.



Sangat disayangkan kalau musik rock selalu diidentikkan dengan kehidupan yang terlalu bebas dengan moto sex, drugs, rock n’ roll. Sebelumnya sudah sedikit disinggung bahwa Punk Rock memiliki paham yang disebut Straight Edge, salah satu gaya hidup dari komunitas Punk dimana seorang Straight Edge telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengkonsumsi racun-racun atau zat adiktif dalam bentuk apa pun. Mulai dari rokok hingga minuman beralkohol. Yang lebih luar biasa lagi, diantara para Straight Edge ini juga ada yang sampai menjadi vegetarian bahkan vegan (tidak memakan sampai memakai bahan yang dihasilkan dari hewan).
Selain itu sekarang ini kamu bisa melihat banyak band rock yang mengampanyekan betapa berbahayanya AIDS. Masih banyak lagi idealisme yang mempengaruhi komunitas Punk termasuk pandangan mereka terhadap homoseksualitas. Propaghandi adalah salah satu band yang sebagian anggotanya Gay. Mereka bahkan nggak ragu-ragu untuk mengakuinya di dalam lirik-lirik mereka yang sekali lagi cukup subversif. Begitu juga Rob Halford, dalam salah satu wawancara di sebuah majalah rock Inggris, vokalis band metal Judas Priest ini mengaku bahwa dia tertraik terhadap sesama jenis. Label bahwa rock adalah ‘musik laki-laki’ mungkin juga harus dinetralisir, karena musik sendiri bisa didengarkan oleh siapapun dan tidak mengenal gender.



Lalu bagaimana dengan rock yang bercinta? Bukankah banyak musisi rock yang menulis tentang cinta di lirik mereka? Itulah salah satu alasan kenapa Dashboard Confessional jadi salah satu band rock terkeren saat ini. Mungkin untuk hal ini tidak usah dibahas lebih lanjut. Toh banyak yang bergaya atau mungkin memainkan musik rock untuk mendapatkan pasangan. Ya, yang jelas kita semua pasti senang untuk berkreasi dan berekspresi tanpa dikekang. Nggak ada kenikmatan yang senikmat menjadi diri sendiri.

Senin, 25 Januari 2016

tampilan dan gaya penyanyi rock

Here Comes The Wave



Sudah sejak lama musik rock menjadi salah satu genre musik yang telah mempengaruhi mode, trend, dan lifestyle, terutama di kalangan remaja di Indonesia. Seperti yang terjadi di akhir tahun 90-an dimana serbuan band-band yang disebut Hip Metal atau Modern Metal yang dimotori oleh Korn dan Limp Bizkit berjaya. Gaya para rocker ini bisa dibilang cukup menjamur waktu itu, mulai dari tatanan rambut sampai pakaian. Penampilan vokalis sekaligus front man Korn, Jonathan Davis, dengan rambut gimbalnya sempat menjadi trend terutama bagi mereka-mereka yang ngeband. Jangankan yang ngeband, yang tidak nge-band pun ikut-ikutan bergaya serupa. Tidak punya rambut panjang untuk bisa digimbal? kita bisa ikutan gaya Fred Durstnya Limp Bizkit. Rambut crew cut vokalis yang bandnya terkenal dengan single Nookie waktu itu, sering tersembunyi dibalik topi baseball New York Yankees. Dan serta merta, saat itu banyak yang mengenakan topi baseball. Sampai-sampai, buat yang kesulitan mendapatkan topi baseball yang memang harganya lumayan di mall-mall, bisa membeli di emperan pusat pertokoan. Sementara baju yang dikenakan, tampaknya menjadi awal brand-brand clothing luar negeri yang pada mulanya hanya dikuasai oleh nama-nama lama seperti Billabong dan Quicksilver ramai dipakai. Contohnya clothing Tribal yang kebetulan menjadi salah satu clothing favorit para personil Limp Bizkit. Plus, celana gombrang yang dipakai agak merosot lalu sepatu Adidas Stan Smith atau Adidas Superstar telah menjadi identitas remaja yang nge-rock. Lagu Freak On A Leash-nya Korn atau Rollin’ dari Limp Bizkit, bahkan lagu-lagu Rage Against The Machine juga saat itu mulai menyaingi musik dugem untuk diputar keras-keras di dalam mobil yang dipakai buat keliling kota di malam minggu. Gaya rocknya modern metal tampaknya kurang lengkap kalau tidak bermain skateboard. Ya, extreme sport yang juga sering disebut-sebut sebagai extreme sport-nya anak muda ini waktu itu mulai populer. Apalagi merk-merk pakaian yang dipakai oleh para skater hampir sama dengan merk pakaian yang jadi trend saat itu. Musik, pakaian, skateboard. What a rock!



Meskipun waktu itu dengan cepat gaya rock akhir 90-an yang dipengaruhi band-band modern metal banyak diminati oleh kebanyakan remaja, gaya rock mendapat perlawanan sengit dari gaya musik Rn’B dan Hip Hop termasuk gaya British Pop-nya band-band Inggris atau lebih dikenal dengan gaya Indies. Terbalik dari gaya modern metal dengan pakaian serba gombrang ala Jonathan Davis dan kawan-kawan, gaya Indies lebih identik dengan t-shirt bermodel body-fit dan celana yang jauh dari gombrang. Buat yang menganut gaya Indies, mereka membuat rambut mereka mirip dengan para personil band-band Inggris yang terkenal saat itu seperti Oasis atau Suede dan Pulp yang mempopulerkan gaya trap dengan poni lemparnya. Dan kelihatannya gaya ini lebih cocok di pakai sama mereka-mereka yang punya badan langsing -atau malah langsing banget alias kurus. Mungkin keberadaan gaya rock akhir 90-an ini bernasib sama dengan gaya rock tahun 80-an. Malah di tahun 80-an gaya rock lebih jarang dipakai oleh banyak orang. Rambut gondrongnya Bon Jovi, celana jeans ketat dan sepatu boot koboi telah menjadi gaya rock waktu itu. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat gaya panggung band rock dalam negeri kita, Seurieus. Di tahun 80-an kebanyakan orang lebih memilih untuk bergaya disco, genre musik yang juga sedang ngetrend saat itu. Mungkin gaya rock yang dipilih adalah gaya Duran Duran, itupun karena gaya mereka tidak jauh dari gaya disco.



Millenium Style

Pengaruh band-band modern metal yang baru seperti Linkin Park, Slip Knot dan band-band bergenre serupa tidak sehebat pengaruh band-band rock yang muncul di tahun 2000-an sekarang. Blink 182 adalah salah satu band yang diawal tahun 2000 menggebrak kancah musik rock sehingga genre Punk Rock yang selama ini sempat terlupakan bangkit lagi. Bahkan pengaruh munculnya band-band yang mengaku bergenre punk-pop seperti Good Charlotte dan Simple Plan kelihatan lebih berpengaruh ketimbang kemunculan band Punk fenomenal Green Day yang berbarengan dengan wabah musik Grunge dan Alternative di tahun 90-an.

Punk Rock yang punya filosofi anti kemapanan dan idealisme yang tinggi dengan cepat mengambil alih trend. banyak orang bahkan mereka yang tidak menyukai musik rock sekalipun. Dahsyatnya lagi, distro yang selama ini juga jadi salah satu ciri khas dalam komunitas Punk sudah jadi salah satu tempat belanja favorit remaja. Disusul kemunculan Garage Rock yang diusung sama band-band seperti Jet, The Datsuns atau The Strokes, memunculkan trend jeans lusuh dengan rambut gondrong berponi. Ada lagi Emo, salah satu genre musik yang juga berakar dari Punk Rock oleh band-band seperti Finch, Funeral For A Friend dan yang lainnya juga ikut meramaikan trend musik Rock dengan mengembalikan model rambut poni lempar. Sangking ngetrendnya gaya rock ini, sampai-sampai Boy Band Busted juga ikut-ikutan bergaya serupa. 
Kamu yang bergaya tanpa spike, rambut poni lempar atau jeans lusuh jadinya dianggap "nggak trendy". Bertato, pearcing dan memakai belt buckle bakal disebut "Metal Banget". Ada juga kejadian perempuan yang ingin punya pacar yang ”rock n’ roll”. Dan ternyata lelaki rock n’ roll yang dia cari adalah artis bergaya rock yang main di salah satu film remaja. Sebagian lagi bukan cuma bergaya, tapi perilaku mereka juga disesuaikan. Diantaranya ikut-ikutan salah satu anggota band peserta Battle Of Ozzfest berambut kuning yang ngomong sambil terus menegak minuman keras dari botolnya sampai tumpah-tumpah di depan kamera TV nasional. Sisanya, ada yang menganggap bahwa rock itu subversif, haram ngomongin cinta.

Saat ini, trend berpakaian ala rock masih mempengaruhi anak muda di Indoensia. Kesuksesan genre emo atau nu rock rupanya membawa pengaruh yang cukup besar karena kemudian, musik metal juga mulai menginvasi telinga remaja sehingga berpengaruh pada trend fashion anak muda. Rambut poni lempar, make up smokey eyes, skinny jeans, baju hitam bergambar dan bertuliskan Arch Enemy hingga Cradle of Filth sekarang cukup mendominasi, padahal sebelumnya genre death metal tidak digandrungi oleh anak muda.



Rock Means Anything

Sebenarnya bila kita benar-benar mengamati para pelaku musik rock, kita tidak akan menemukan atribut yang pantas untuk dilabeli atau identik dengan musik rock itu sendiri. Sebagian besar dari musisinya tampaknya justru lebih memilih untuk berpakaian sesuka mereka atau lebih pantas disebut sebagai pakian yang memang ingin dan nyaman untuk mereka kenakan. 

Refused memilih penampilan seperti band-band pop Inggris. Padahal band Punk/Hardcore asal Swedia ini punya musik yang cukup garang dengan lirik-lirik subversif seperti menentang atau memprotes kebijakan negaranya atau negara-negara barat lain. Tapi mereka tidak tampil dengan spike atau buckle. Coba lihat cowok berpenampilan kutu buku disebelah. Dia tidak pernah memakai pakaian yang mereknya identik dengan musik rock bahkan dia nggak pernah main skateboard. Tapi ternyata dia suka banget ngedengerin Meads Of Asphodel. Coba tanya sama teman kamu yang kamu anggap gayanya rock banget. Dia suka, atau minimal tahu apa itu Meads Of Asphodel atau tidak ?.



Sangat disayangkan kalau musik rock selalu diidentikkan dengan kehidupan yang terlalu bebas dengan moto sex, drugs, rock n’ roll. Sebelumnya sudah sedikit disinggung bahwa Punk Rock memiliki paham yang disebut Straight Edge, salah satu gaya hidup dari komunitas Punk dimana seorang Straight Edge telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengkonsumsi racun-racun atau zat adiktif dalam bentuk apa pun. Mulai dari rokok hingga minuman beralkohol. Yang lebih luar biasa lagi, diantara para Straight Edge ini juga ada yang sampai menjadi vegetarian bahkan vegan (tidak memakan sampai memakai bahan yang dihasilkan dari hewan).
Selain itu sekarang ini kamu bisa melihat banyak band rock yang mengampanyekan betapa berbahayanya AIDS. Masih banyak lagi idealisme yang mempengaruhi komunitas Punk termasuk pandangan mereka terhadap homoseksualitas. Propaghandi adalah salah satu band yang sebagian anggotanya Gay. Mereka bahkan nggak ragu-ragu untuk mengakuinya di dalam lirik-lirik mereka yang sekali lagi cukup subversif. Begitu juga Rob Halford, dalam salah satu wawancara di sebuah majalah rock Inggris, vokalis band metal Judas Priest ini mengaku bahwa dia tertraik terhadap sesama jenis. Label bahwa rock adalah ‘musik laki-laki’ mungkin juga harus dinetralisir, karena musik sendiri bisa didengarkan oleh siapapun dan tidak mengenal gender.



Lalu bagaimana dengan rock yang bercinta? Bukankah banyak musisi rock yang menulis tentang cinta di lirik mereka? Itulah salah satu alasan kenapa Dashboard Confessional jadi salah satu band rock terkeren saat ini. Mungkin untuk hal ini tidak usah dibahas lebih lanjut. Toh banyak yang bergaya atau mungkin memainkan musik rock untuk mendapatkan pasangan. Ya, yang jelas kita semua pasti senang untuk berkreasi dan berekspresi tanpa dikekang. Nggak ada kenikmatan yang senikmat menjadi diri sendiri.

asal usul musik rock di indonesia

Sebut dunia ini sebagai dunia yang tidak pernah sepi selalu berjalan dinamis dan tidak pernah berhenti pada suatu waktu. Dunia yang terwakili oleh tokoh-tokoh simbolis yang senantiasa menyuarakan suara lantang anak-anak muda. Dunia itu adalah dunia rock n’ roll. Istilah ini digunakan dalam bidang musik oleh musik spiritual kulit hitam pada abad ke-19 dengan makna religius dan direkam kali pertamanya pata tahun 1912 oleh grup-grup musik Gospel, ”The Camp Meeting Jubilee”, di perusahaan rekaman Little Wobder Record. Istilah ini juga digunakan oleh musik sekuler kulit hitam dalam beberapa judul lagu seperti Rockin In Rhytem (Duke Ellington 1928), Rock it for me (Chick Webb dan Ella Fritzgerald, 1938), Rock me Mama (big Joe Turner, 1942) I Want to Rock (Cab Calloway, 1942), Rock all Night Long, (The Ravens,1948), dan lain-lainnya. Umumnya istilah ini digunakan sebagai ajakan untuk berdansa, ’to balance, to rool, to spin’, dalam setiap pertunjukan musik mereka, namun sebaliknya kulit putih memandangnya sebagai makna konotatif yang bersifat seksual.
Akan tetapi menurut Paul Hanson, istilah rock pertama kali dicetuskan oleh Wild More pada tahun 1947 dengan menciptakan lagu yang berjudul “We’are Gonna Rock We’are Gonna Roll”. Kemudian pada tahun 1952, Allan Freed seorang disk-jockey sebuah radio di Cleveland (Amerika Serikat) memandu paket acara yang khusus menampilkan lagu-lagu dari penyanyi Gene Vincent, Chuck Berry, dan Elvis Presley dengan memakai nama “Rock and Roll” untuk paket acara tersebut. Dari sinilah kemudian istilah rock ’n roll banyak dikenal oleh masyarakat umum, khususnya masyarakat di Amerika dan Eropa. Alan Freed sebagai disc jokey pada Cleveland Broadcasting tertarik dengan musik jenis baru ini, dan sebagai sebuah uji coba kemudian ia merekam lagu dari musik baru itu. Musik baru ini pun diputar dalam program acara yang diasuhnya.
Di luar dugaan respon pendengar begitu spontan dan pada umumnya mereka menginginkan Freed untuk memutar lagu-lagu lain dari musik rock ’n roll. Selain Alan freed beberapa disc jockey kulit putih mengikuti jejak kesuksesannya dengan memutarkan lagu-lagu rhytem and blues. Para disc jockey tersebut merupakan orang-orang yang turut berperan mendorong munculnya musik rock ‘n roll melalui promosi dan sosialisasi kepada pendengarnya di radio sebelum musik ini meluas melalui industri hiburan.
Sejarah rock ’n roll, seperti yang dijelaskan dalam buku The Sound Of The City yang ditulis oleh Charlie Gillet, dikatakan bahwa kelahiran musik rock ’n roll sebagian besar berkat fenomena menjamurnya indie label dan terobosan pasar yang selama ini diabaikan oleh label besar, seperti Capitol, MGM, Columbia, dan sebagainya. Karena distribusinya yang sempit membuat label independen seringkali berkeliling dari satu kota ke kota lain hanya untuk menyebarluaskan lagu-lagunya ke radio-radio. Stasiun radio yang rela memutar new sounds banyak bermunculan pada dekade 1950-an.
Baru pada pertengahan dekade 1950-an musik yang selanjutnya disebut rock ’n roll ini sukses menjadi bagian penting dalam pasar musik populer. Sebagian besar album rekaman rock ‘n roll awalnya banyak di rilis oleh berbagai label independen. Memang sedikit label-label yang bisa mencetak hits, di antaranya hanya sukses mencetak hits regional namun kontribusinya besar bagi perkembangan musik rock.
Dalam sebuah buku tentang sejarah musik populer yang diterbitkan oleh Ballantine Books, New York 1972, berjudul Populer Music yang ditulis oleh John Rublowsky, dikatakan bahwa musik rock tidak lahir begitu saja, tetapi mengalami proses panjang sebelum dikenal secara luas sebagai salah satu bentuk musik hiburan. Menurut Robert Palmer, dalam tulisannya ”Rock Begins” dalam buku The Rolling Stones Illutrated History of Rock and Roll, musik rock muncul dari perpaduan musik Afrika dan Amerika. Pendapat ini muncul berdasarkan penelitian Alan Lamox dan John Lamox tentang musik spiritual Afro-Amerika di daerah Missisipi, Amerika pada tahun 1934.
Dalam penelitiannya mereka merekam dan menranskrip musik (lagu) spritual tersebut dan kemudian menyebutnya dengan istilah rocking and reeling. Pendapat ini juga didukung oleh Eric Zalman, dalam bukunya Twentieth Century Music an Introduction yang menyatakan bahwa jenis musik rock adalah perkembangan dari musik rakyat Amerika pada dekade 1930-an.
Sementara itu ada beberapa pengamat menyatakan bahwa musik rock adalah perkembangan dari musik blues dan rhytem blues. Musik rock merupakan perpaduan antara musik hitam yang dikenal sebagai Rhytem and Blues dengan musik country, dan hasil dari perpaduan itu kemudian dikenal dengan nama rock ‘n roll. Selain itu juga musik ini merupakan perpaduan antara kesenduan lagu-lagu blues yang ekpresif dengan keterbukaan lagu-lagu country yang dipandu sebagai seni panggung dan didukung oleh berbagai perolehan dalam bidang teknologi peralatan musik.
Salah satu catatan penting dalam perjalanan musik rock mencari identitas dan pengakuan terjadi pada tahun 1954 melalui sebuah kelompok yang menamakan dirinya, The Crows. Tiga buah lagu ciptaannya berhasil mencapai hits atas pilihan para penggemar radio yang terdiri atas kaum kulit hitam dan kulit putih. Rock ’n roll mulai menunjukkan kekuatannya sebagai sebuah warna musik yang mempersatukan generasi secara universal, tanpa peduli apa pun warna kulit penggemarnya. Dominannya jenis musik ini juga terlihat ketika Bill Haley and The Comet menciptakan lagu yang berjudul ”Rock Around The Clock” yang berhasil mencapai rekor penjualan mencapai 15 juta keping kopi piringan hitam yang merupakan jumlah penjualan yang spektakuler di tahun 1954. Jejak Bill Haley and The Comet kemudian diikuti oleh grup-grup dan penyanyi baru yang muncul dengan memainkan musik rock ’n roll.