Sebut dunia ini sebagai dunia yang tidak pernah sepi selalu berjalan dinamis dan tidak pernah berhenti pada suatu waktu. Dunia yang terwakili oleh tokoh-tokoh simbolis yang senantiasa menyuarakan suara lantang anak-anak muda. Dunia itu adalah dunia rock n’ roll. Istilah ini digunakan dalam bidang musik oleh musik spiritual kulit hitam pada abad ke-19 dengan makna religius dan direkam kali pertamanya pata tahun 1912 oleh grup-grup musik Gospel, ”The Camp Meeting Jubilee”, di perusahaan rekaman Little Wobder Record. Istilah ini juga digunakan oleh musik sekuler kulit hitam dalam beberapa judul lagu seperti Rockin In Rhytem (Duke Ellington 1928), Rock it for me (Chick Webb dan Ella Fritzgerald, 1938), Rock me Mama (big Joe Turner, 1942) I Want to Rock (Cab Calloway, 1942), Rock all Night Long, (The Ravens,1948), dan lain-lainnya. Umumnya istilah ini digunakan sebagai ajakan untuk berdansa, ’to balance, to rool, to spin’, dalam setiap pertunjukan musik mereka, namun sebaliknya kulit putih memandangnya sebagai makna konotatif yang bersifat seksual.
Akan tetapi menurut Paul Hanson, istilah rock pertama kali dicetuskan oleh Wild More pada tahun 1947 dengan menciptakan lagu yang berjudul “We’are Gonna Rock We’are Gonna Roll”. Kemudian pada tahun 1952, Allan Freed seorang disk-jockey sebuah radio di Cleveland (Amerika Serikat) memandu paket acara yang khusus menampilkan lagu-lagu dari penyanyi Gene Vincent, Chuck Berry, dan Elvis Presley dengan memakai nama “Rock and Roll” untuk paket acara tersebut. Dari sinilah kemudian istilah rock ’n roll banyak dikenal oleh masyarakat umum, khususnya masyarakat di Amerika dan Eropa. Alan Freed sebagai disc jokey pada Cleveland Broadcasting tertarik dengan musik jenis baru ini, dan sebagai sebuah uji coba kemudian ia merekam lagu dari musik baru itu. Musik baru ini pun diputar dalam program acara yang diasuhnya.
Di luar dugaan respon pendengar begitu spontan dan pada umumnya mereka menginginkan Freed untuk memutar lagu-lagu lain dari musik rock ’n roll. Selain Alan freed beberapa disc jockey kulit putih mengikuti jejak kesuksesannya dengan memutarkan lagu-lagu rhytem and blues. Para disc jockey tersebut merupakan orang-orang yang turut berperan mendorong munculnya musik rock ‘n roll melalui promosi dan sosialisasi kepada pendengarnya di radio sebelum musik ini meluas melalui industri hiburan.
Sejarah rock ’n roll, seperti yang dijelaskan dalam buku The Sound Of The City yang ditulis oleh Charlie Gillet, dikatakan bahwa kelahiran musik rock ’n roll sebagian besar berkat fenomena menjamurnya indie label dan terobosan pasar yang selama ini diabaikan oleh label besar, seperti Capitol, MGM, Columbia, dan sebagainya. Karena distribusinya yang sempit membuat label independen seringkali berkeliling dari satu kota ke kota lain hanya untuk menyebarluaskan lagu-lagunya ke radio-radio. Stasiun radio yang rela memutar new sounds banyak bermunculan pada dekade 1950-an.
Baru pada pertengahan dekade 1950-an musik yang selanjutnya disebut rock ’n roll ini sukses menjadi bagian penting dalam pasar musik populer. Sebagian besar album rekaman rock ‘n roll awalnya banyak di rilis oleh berbagai label independen. Memang sedikit label-label yang bisa mencetak hits, di antaranya hanya sukses mencetak hits regional namun kontribusinya besar bagi perkembangan musik rock.
Dalam sebuah buku tentang sejarah musik populer yang diterbitkan oleh Ballantine Books, New York 1972, berjudul Populer Music yang ditulis oleh John Rublowsky, dikatakan bahwa musik rock tidak lahir begitu saja, tetapi mengalami proses panjang sebelum dikenal secara luas sebagai salah satu bentuk musik hiburan. Menurut Robert Palmer, dalam tulisannya ”Rock Begins” dalam buku The Rolling Stones Illutrated History of Rock and Roll, musik rock muncul dari perpaduan musik Afrika dan Amerika. Pendapat ini muncul berdasarkan penelitian Alan Lamox dan John Lamox tentang musik spiritual Afro-Amerika di daerah Missisipi, Amerika pada tahun 1934.
Dalam penelitiannya mereka merekam dan menranskrip musik (lagu) spritual tersebut dan kemudian menyebutnya dengan istilah rocking and reeling. Pendapat ini juga didukung oleh Eric Zalman, dalam bukunya Twentieth Century Music an Introduction yang menyatakan bahwa jenis musik rock adalah perkembangan dari musik rakyat Amerika pada dekade 1930-an.
Sementara itu ada beberapa pengamat menyatakan bahwa musik rock adalah perkembangan dari musik blues dan rhytem blues. Musik rock merupakan perpaduan antara musik hitam yang dikenal sebagai Rhytem and Blues dengan musik country, dan hasil dari perpaduan itu kemudian dikenal dengan nama rock ‘n roll. Selain itu juga musik ini merupakan perpaduan antara kesenduan lagu-lagu blues yang ekpresif dengan keterbukaan lagu-lagu country yang dipandu sebagai seni panggung dan didukung oleh berbagai perolehan dalam bidang teknologi peralatan musik.
Salah satu catatan penting dalam perjalanan musik rock mencari identitas dan pengakuan terjadi pada tahun 1954 melalui sebuah kelompok yang menamakan dirinya, The Crows. Tiga buah lagu ciptaannya berhasil mencapai hits atas pilihan para penggemar radio yang terdiri atas kaum kulit hitam dan kulit putih. Rock ’n roll mulai menunjukkan kekuatannya sebagai sebuah warna musik yang mempersatukan generasi secara universal, tanpa peduli apa pun warna kulit penggemarnya. Dominannya jenis musik ini juga terlihat ketika Bill Haley and The Comet menciptakan lagu yang berjudul ”Rock Around The Clock” yang berhasil mencapai rekor penjualan mencapai 15 juta keping kopi piringan hitam yang merupakan jumlah penjualan yang spektakuler di tahun 1954. Jejak Bill Haley and The Comet kemudian diikuti oleh grup-grup dan penyanyi baru yang muncul dengan memainkan musik rock ’n roll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar